Kebenaran Relatif

18 February 2009

Oleh : M.R. Bawa Muhayyaddin

Sekali waktu Anda pernah mengira bahwa segala yang Anda pelajari dan cermati adalah kebenaran. Tetapi kemudian Anda maju ke langkah berikutnya, dan menemukan bahwa semua yang telah Anda pelajari bukanlah kebenaran.

Dan pada masa yang akan datang ketika Anda masih melangkah lebih berikutnya dan memandang kembali semua yang sekarang Anda anggap benar, ternyata Anda juga akan melihatnya sebagai kepalsuan. Dengan cara ini, setiap kali Anda melangkah maju ke level yang baru, maka Anda akan menemukan bahwa semua yang Anda pelajari pada masa lalu adalah kepalsuan (salah).

Akhirnya, ketika Anda mencapai maqam (keadaan) Tuhan dan maqam kearifan-Nya, maka Anda akan menyadari bahwa semua pemikiran Anda adalah keliru. Semuanya keliru. Hanya Dialah kebenaran. Kebijakan-Nya adalah kebenaran sejati, dan sifat-sifat-Nya adalah emas kekayaan yang sesungguhnya.

Apabila Anda memahami hal ini, maka Anda akan memohon ampunan-Nya atas segala kesalahan yang Anda lakukan pada masa yang lalu. Anda akan melihat dengan jelas dan pasti bahwa hanya ada satu keluarga, satu doa dan satu Tuhan. Kita harus memikirkan hal ini. Ini adalah kearifan yang berharga, hikmah kebenaran.

Sumber : Tasawuf Mendamaikan Dunia (Islam & World Peace: Explanation of A Sufi), M.R. Bawa Muhayyaddin, Penerbit Pustaka Hidayah

Menggali Ilmu Tuhan

18 February 2009

Oleh : M.R. Bawa Muhayyaddin

Apabila Anda menggali sumur, Anda harus menggalinya jauh ke dalam sampai Anda menemukan sumber mata airnya. Dapatkah sumur itu penuh tanpa mencapai sumber yang dalam itu? Bila Anda bergantung pada hujan atau sumber luar lain untuk mengisi
sumur itu, maka air itu hanya akan menguap atau diserap oleh tanah.

Lalu, bagaimana Anda dapat membasuh diri Anda atau menghilangkan dahaga Anda? Hanya jika Anda menggali cukup dalam untuk mendapatkan mata air, maka Anda akan sampai pada sumber air yang tak habis-habisnya.

Demikian juga halnya, jika Anda hanya membaca ayat-ayat dari kitab suci, tanpa menggali lebih dalam untuk mencari maknanya, hal itu seperti menggali sebuah sumur tanpa mencapai mata airnya atau seperti mencoba mengisinya dengan air hujan. Kedua cara ini tidak akan memadai.

Hanya apabila Anda membuka mata air yang ada di dalamnya dan ilmu Tuhan mengalir dari sana, maka mata air sifat-sifat Tuhan akan mengisi hatimu. Hanya setelah itu Anda dapat menerima kekayaan-Nya. Hanya setelah itu Anda akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Kearifan dan ilmu Tuhan ini harus timbul dari dalam diri Anda; kisah Tuhan dan doa mesti dipahami dari sisi batin. Maka Anda akan memperoleh semua yang Anda butuhkan untuk diri Anda, dan Anda juga akan merasa cukup untuk berbagi dengan orang lain.

Sumber : Tasawuf Mendamaikan Dunia (Islam & World Peace: Explanation of A Sufi), M.R. Bawa Muhayyaddin, Penerbit Pustaka Hidayah